Yesus diurapi di Betania (Yohanes 12:1-8) Melayani Tuhan atau memberikan uangnya pada orang miskin? Kasih bunga ke Ahok atau mending uangnya buat orang miskin?
Ditemukan ada dua
pilihan cukup sulit ketika kita mau lihat kisah ini. (1) Maria menggunakan
minyak narwastu yang mahal untuk mengurapi Yesus, atau (2) Kenapa uang dari
pembelian minyak itu diberikan kepada orang miskin saja.
Sekilas ide yang baik
ditawarkan oleh Yudas pada saat itu. Tetapi kita harus melihat konteks pada
saat itu, sehingga muncul beberapa gagasan yang patut dipertimbangkan bagi kita
untuk melihat pekerjaan Maria bukan untuk menghamburkan uangnya semata.
1. Yudas
bukan orang yang jujur
Seperti
yang kita tahu, Yudas adalah murid Kristus yang tidak jujur (ay.6)
Hal itu dikatakannya bukan karena ia
memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang
pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
Dia
juga yang menyerahkan Yesus pada para imam untuk ditangkap di taman Getsemani.
Sekilas memang idenya untuk menjual minyak narwastu dan uangnya diberikan
kepada orang miskin adalah pilihan yang bijak, namun itu menjadi tidak benar
jika kita hanya membaca sampai kepada ay.5. Maka dari itu, optionnya sudah
salah total jika kita memilih mendengarkan perkataan Yudas pada saat itu.
2. Maria
adalah seorang sahabat Yesus, sebelumnya ia menerima mukjizat atas Lazarus
(saudaranya) yang dibangkitkan kembali. Oleh sebab itu, ia mengucap syukur.
Betapa
tidak bersukacitanya Maria dapat diberi kesempatan sebagai orang kekasih dari
Yesus. Ia mengucap syukur melalui peristiwa Lazarus yang dikerjakan Yesus. Ia
juga adalah salah satu wanita yang duduk diam, mendengarkan apa yang dikatakan
oleh Yesus, terutama mengenai kematianNya yang sudah dekat. Ia memutuskan untuk
mengurapi Yesus menjelang hari-hari itu tiba.
3. Narwastu
yang mahal hanya untuk dibuang pada akhirnya, kenapa tidak minyak lain?
Menurut
banyaknya minyak ini, Maria membeli sebanyak setengah kati, atau setara dengan
setengah liter. Jadi sebenarnya Maria memiliki kapasitas yang cukup banyak jika
minyak itu hanya digunakan untuk mengurapi Yesus seorang. Hal ini dianggap
pemborosan.
Lagi,
dalam ay.5 dikatakan bahwa minyak narwastu dapat dijual dengan harga 300 dinar.
Jika 1 dinar adalah upah pegawai dalam sehari (kamus Alkitab), maka 300 dinar
adalah upah pegawai selama 300 hari. Jika saya dibayar 1 hari = 150.000 rupiah,
kira-kira harga minyak narwastu dalam kurs rupiah adalah sekitar 45.000.000
(45jt).
Bayangkan
pada saat itu Maria merelakan uangnya (mungkin tabungan) sebesar 45jt selama
kurang lebih 1 tahun hanya untuk bilas kaki Yesus sebentar saja lalu diseka
(dilap). Itu jika Maria tidak menggunakan gaji atau upahnya selama 1 tahun,
jika ia harus memenuhi kebutuhan hidupnya bagaimana? Tidak mungkin dia tidak
makan kan? Kita coba alokasikan 25% setiap ia diberi upah, jadi Maria
membutuhkan waktu kira-kira 4 tahun untuk mencapai 45jt atau 300 dinar
tersebut. Sungguh, hal yang dilakukan Maria sangat ingin memberikan yang
terbaik untuk Yesus.
4. Setelah
diurapi lalu menyeka dengan rambutnya
Setelah
selesai mengurapi, Maria kemudian menyeka kaki Yesus dengan rambutnya. Pada
zaman itu, rambut terurai atau dikepang-kepang dianggap sebagai perbuatan yang
kurang sopan. Namun, Maria melakukan perbuatan tersebut bukan karena ia perempuan
yang tidak tahu sopan santun saya rasa (masa iya pengurapan dari orang seperti
Maria dilakukan begitu). Satu-satunya alasan yang saya terima adalah ia ingin memberikan
bagian dari tubuhnya untuk dipersembahkan. Siapa yang rela rambutnya digunakan
untuk lap? (khusus untuk wanita ini sangat berat). That’s why ini sangat tulus
saya rasa.
5.
Jadi
bagaimana dengan orang miskin?
Dikatakan
pada ay.7-8
Maka kata Yesus: “Biarkanlah dia melakukan hal
ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada
kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.
Kesimpulannya
hanya sebatas prioritas dan peka terhadap keadaan. Kadang ketika saya
memikirkan peristiwa ini terjadi pada saya secara pribadi, mungkin gak akan mau
tuh habiskan 45jt cuma buat gitu doang. But,
it is worth jika kita tahu konteks pada saat sebelum Yesus meninggalkan
orang-orang disekitarnya. Pemahaman ini juga dimengerti Maria karena dia
dengar-dengaran dengan Yesus atas setiap apa yang dikatakan-Nya. Bukan justru
seperti Yudas yang ikut kemana Yesus pergi, mengetahui Ia akan mengalami
siksaan berat, tetapi masih tidak mengindahkan rencana kepergian-Nya tersebut.
Jadi
jika dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit antara memberikan untuk Tuhan dan
memberi sesama bukan hal yang sulit lagi. Orang yang dengar-dengaran sama Tuhan
pasti mengerti harus berbuat apa. Mengasihi Tuhan adalah hal yang utama, tetapi
juga dengan hikmat mengasihi sesama manusia.
6. Kejadian
ini mirip kejadiannya Ahok akhir-akhir ini.
Bukan
bermaksud menyamakan Ahok dengan Kristus, karena pada dasarnya Ahok juga
manusia berdosa. Namun Ahok hadir sebagai teladan Kristus makanya disorot pake
banget diakhir kepemimpinannya saat ini. Karangan bunga banyak, jika diuangkan
bisa buat sedekah ke banyak orang miskin. Tetapi ini dilakukan oleh orang-orang
yang mengenalnya sebagai bentuk terima kasih dan simpati akan kehilangan sosok
teladan seperti beliau. Kira-kira begitu deh.
Sekian
God
Bless
Komentar
Posting Komentar