Langsung ke konten utama

Dilema Wanita Usia 22 almost 23 ;)

Orang tua jaman dulu bilang kalo umur segini udah pantes gendong anak :v
Paradigma yang jadul tapi ada baiknya buat hidup kedepan sepertinya. Ini hasil analisis pribadi tentang mengapa wanita usia 23 sudah menikah dan menjadi seorang isteri (gue belum, hiks)
1. Desakan Orang Tua
Ini nih yang paling gak bahagia kalo udah dikejar-kejar oleh orang tua. Setiap kesempatan selalu disindir tentang kapan menikah. Mereka menganggap saat anaknya sudah menikah, maka mereka merasa lega dan telah berhasil menjadi orang tua (Ibu Bapak saya yang bilang). Akhirnya desakan itu mendesak wanita dan pasangannya untuk cepat menikah. 
2. Alasan kedewasaan 
Wanita cepat menua (katanya) dibandingkan pria. Bukan hanya dari tekstur muka or fisik, tapi juga masalah emosi dan kepribadian. Saya secara pribadi gak bisa tujukkan sumber yang bener-bener membuktikan, namun menurut pembelajaran dan situs-situs (.com) yang saya coba ikuti mengatakan memang wanita pada usia yang sama sudah terlebih dahulu mengalami masa pubertas, mulai sadar dengan hormon2 yang semakin berubah. That's why kenapa wanita dan pria yang seumuran cenderung terlihat dewasa wanita (sudah berpengalaman pubertas lebih dulu, hihi). 
3. Alasan Kesehatan
Alasan ini juga yang pernah diungkapkan oleh para ibu sekitar kompleks, juga terkhusus ibu saya tercinta. Risiko penyakit berat dapat dialami wanita yang melahirkan pada usia 30 tahun keatas. Meski ada survei yang mengatakan bahwa melahirkan di usia 30+ sangat baik bagi kesehatan bayi, ntah lah dengan ibunya :v
4. Udah Cinta Banget Sama Calon Suami
Yang ini mah relatif sama setiap individu, Saya sendiri sudah berpacaran selama 3,5 tahun, tapi berasa 3.5 jam (haha). Maksudnya belum sepenuhnya mengenal pacar saya. Jadi saya secara pribadi belum banget tentang alasan yang ini. Tapi di beberapa kasus temen-temen saya, keinginan mereka untuk menikah memang benar-benar mencintai pasangan mereka sehingga tidak mau kehilangan jikaa tidak segera menikah (padahal bisa saja sih ada yang nikung pas sudah menikah, amit-amit).
5.  Calon Suami Sudah Berumur
Ada beberapa kasus teman-teman saya yang menikah diusia <23 tahun disebabkan oleh calon suami mereka sudah terlampau usia 28 tahun. Jadi udah pantes untuk menikah, Happy banget kalo yang ini :)
6. Ingin Memiliki Anak
Naluri wanita yang satu ini memang gak bisa disangkal. Saya secara pribadi ingin sekali punya anak (kadang justru gak mau nikahnya, ribet, tapi bukan berarti salah jalan yaaa!). Lucu aja rasanya jika sudah memiliki anak dan bisa sepenuhnya mengurus segala keperluan. Selama saya jadi guru, saya berpikir dua kali apakah saya bisa jadi ibu yang baik bagi anak-anak saya, sangat takut jika salah asuhan (kayak Judul Novel 20-30an, haha). 
7. Supaya Usia Mama dan Anak Tidak Terlampau Jauh
Jadi kalo anak udah sekolah, mamanya baru usia 28/29 deh. Hitung saja jika anaknya wisuda, mungkin mamanya masih muda dan masih strong buat dampingi anaknya wisuda, kira-kira 45 tahun deh. Masih muda kan? hihi
8. Sudah Mapan 
Alasan yang ini juga asik banget kalo kejadian di saya :V
Gimana enggak, udah cukup usia, sama-sama cinta, ortu merestui, udah punya rumah, tunggu apa lagi? Jika tidak ingin punya anak dulu, bisa pacaran dulu deh 1-2 tahun :)
Jadi alasan untuk menikah di usia 23 itu harus dipikirkan baik-baik. Tidak melulu hanya masalah desakan, tapi juga masalah hati yang siap dan masa depan yang siap. Karena hal yang terpaksa akan berakhir dengan kekecewaan. Pertimbangkan semuanya. Gimana kamu?
x

Komentar

  1. Waaah si yunces, jangan lupa lho nyebar undangan sampai ke Kupang 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, BTW aku jadi tidak mengenal siapa kamu, sulit dideteksi akun siapa 😄😄

      Hapus
    2. Ooooh, Fuzi? 😄😄😄

      Hapus
  2. desakannya juga karna faktor anak pertama, emak2 pengen cepet momong cucu. hahahaa

    BalasHapus
  3. Hahaha, thank you, iya juga ya, pengalaman pribadi ini.. Hahahaha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus diurapi di Betania (Yohanes 12:1-8) Melayani Tuhan atau memberikan uangnya pada orang miskin? Kasih bunga ke Ahok atau mending uangnya buat orang miskin?

Ditemukan ada dua pilihan cukup sulit ketika kita mau lihat kisah ini. (1) Maria menggunakan minyak narwastu yang mahal untuk mengurapi Yesus, atau (2) Kenapa uang dari pembelian minyak itu diberikan kepada orang miskin saja. Sekilas ide yang baik ditawarkan oleh Yudas pada saat itu. Tetapi kita harus melihat konteks pada saat itu, sehingga muncul beberapa gagasan yang patut dipertimbangkan bagi kita untuk melihat pekerjaan Maria bukan untuk menghamburkan uangnya semata. 1.       Yudas bukan orang yang jujur Seperti yang kita tahu, Yudas adalah murid Kristus yang tidak jujur (ay.6) Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Dia juga yang menyerahkan Yesus pada para imam untuk ditangkap di taman Getsemani. Sekilas memang idenya untuk menjual minyak narwastu dan uangnya diberikan kepada orang miskin adalah ...

God's Design

Pendahuluan Betapa bersyukurnya saya berada ditengah2 kondisi seperti ini, sekarang ini. Secara resmi, setelah 4 tahun berjalan, kini saya akan menyandang gelar S.Pd., B.Ed dari Universitas Pelita Harapan Tangerang pada 15 Juni 2016 mendatang. Saya merasakan penyertaan Tuhan yang melampaui apa yang saya pikirkan sebelumnya. Tuhan yang tuntun saya untuk dapat melalui semua tempaan beban dan terpaan badai yang sangat kuat. Saya merasakan kalimat “It is only by His Grace” bukan suatu kata yang klise diucapkan, namun memiliki arti sebagai kekuatan yg berasal dari Tuhan saja. Bacaan ini bukan untuk kepentingan finansial or paksaan, tapi ucapan syukur karena saya mengalami Tuhan dalam hidup saya bertumbuh menjadi seorang Kristen yg dewasa. Momen  kairos Ada dua jenis waktu yg saya kenali. Kronos dan kairos. Kronos adalah waktu yg diberikan Tuhan dengan detik, menit, dan jam yg berlalu dengan konstan dan memiliki kronologi atau urutan peristiwa yg semestinya terjadi. Sementara ka...