Sungguh kebetulan saya di lahirkan di keluarga ini, sungguh kebetulan sayabisa bertemu denganmu untuk membicarakan pekerjaan ini, kebetulan saya lewat dan menolongmu memperbaiki mobil.
Pertanyaan-pertanyaan ini yang terkadang kita ucapkan untuk mengungkapkan hal yang tiba-tiba terjadi atau hal yang tidak terduga. Kejadian itu bisa saja baik atau buruk.
Sebagai orang Kristen, kita familiar dengan pernyataan "tidak ada sesuatu yang kebetulan". Namun sepertinya pernyataan ini hanya sekadar berhenti di ucapan. Nyatanya saya sendiri begitu yakin sebelumnya bahwa hidup saya justru dihantui dengan kata "kebetulan" yang membuat saya kurang menyadari penyertaan Tuhan disetiap step hidup saya.
Allah perancang segala sesuatu. Dia dengan terencana memilih suku, ras, warna kulit, bahkan memilih orang tua dan karakter serta talenta setiap kita.
Saya langsung ingat mengenai penciptaan yang menempatkan manusia di lingkungan yang sudah siap sebagai bentuk tindakan Allah yang readiness dalam merancangkan manusia. Saya terkesan ketika saya diberikan Maz 139 saat berulang tahun saat itu. Saya yang terpuruk dengan image diri tidak berharga bagi keluarga, nyatanya dapat mendalami apa maksud Allah atas Mazmur ini bagi saya. Terkadang manusia memikirkan adanya kecelakaan pernikahan atau anak yang tidak diinginkan oleh keluarga adalah satu hal kebetulan terjadi dan tidak direncanakan (siapa yg mau merencanakan hal buruk, tentu tidak).Banyak anak tidak direncanakan oleh orang tua mereka, namun bukan berarti Allah tidak merencanakannya. Allah pasti memperhitungkan kesalahan manusia bahkan dosa, namun Allah memiliki alasan untuk segala sesuatu yang Ia ciptakan. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung diantara semua ciptaan-Nya. Betapa Allah begitu mengasihi manusia.
Seandainya tidak ada Allah, manusia mungkin akan menemukan kebetulan-kebetulan secara random, yang pastinya akan ada peluang dimana seorang bahkan banyak orang tidak memiliki kesempatan memikirkan tujuan hidupnya atau tidak memiliki alasan untuk hidup. Allah yang menjadikan manusia untuk suatu alasan. Manusia menemukan bahwa Makan dan tujuannya tersebut hanya apabila manusia menjadikan Allah sebagai pokok acuan kehidupan kita. (Roma 12:3) satu satu nya cara yang tepat untuk memahami diri kita adalah melalui keberadaan Allah dan apa yang Ia kerja kan bagi kita.
Mari belajar untuk menghargai hidup sebagai sebuah rencana Allah atas sebuah alasan, maka kita dapat meresponi tujuan hidup kita dengan tepat.
Pertanyaan untuk dipikirkan:
Mengetahui bahwa Allah menciptakn saya secara unik, hal-hal apa dari kepribadian, latar belakang, dan penampilan fisik saya yang saya sedang berjuang keras untuk bisa saya terima?
Sebagai orang Kristen, kita familiar dengan pernyataan "tidak ada sesuatu yang kebetulan". Namun sepertinya pernyataan ini hanya sekadar berhenti di ucapan. Nyatanya saya sendiri begitu yakin sebelumnya bahwa hidup saya justru dihantui dengan kata "kebetulan" yang membuat saya kurang menyadari penyertaan Tuhan disetiap step hidup saya.
Allah perancang segala sesuatu. Dia dengan terencana memilih suku, ras, warna kulit, bahkan memilih orang tua dan karakter serta talenta setiap kita.
Saya langsung ingat mengenai penciptaan yang menempatkan manusia di lingkungan yang sudah siap sebagai bentuk tindakan Allah yang readiness dalam merancangkan manusia. Saya terkesan ketika saya diberikan Maz 139 saat berulang tahun saat itu. Saya yang terpuruk dengan image diri tidak berharga bagi keluarga, nyatanya dapat mendalami apa maksud Allah atas Mazmur ini bagi saya. Terkadang manusia memikirkan adanya kecelakaan pernikahan atau anak yang tidak diinginkan oleh keluarga adalah satu hal kebetulan terjadi dan tidak direncanakan (siapa yg mau merencanakan hal buruk, tentu tidak).Banyak anak tidak direncanakan oleh orang tua mereka, namun bukan berarti Allah tidak merencanakannya. Allah pasti memperhitungkan kesalahan manusia bahkan dosa, namun Allah memiliki alasan untuk segala sesuatu yang Ia ciptakan. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung diantara semua ciptaan-Nya. Betapa Allah begitu mengasihi manusia.
Seandainya tidak ada Allah, manusia mungkin akan menemukan kebetulan-kebetulan secara random, yang pastinya akan ada peluang dimana seorang bahkan banyak orang tidak memiliki kesempatan memikirkan tujuan hidupnya atau tidak memiliki alasan untuk hidup. Allah yang menjadikan manusia untuk suatu alasan. Manusia menemukan bahwa Makan dan tujuannya tersebut hanya apabila manusia menjadikan Allah sebagai pokok acuan kehidupan kita. (Roma 12:3) satu satu nya cara yang tepat untuk memahami diri kita adalah melalui keberadaan Allah dan apa yang Ia kerja kan bagi kita.
Mari belajar untuk menghargai hidup sebagai sebuah rencana Allah atas sebuah alasan, maka kita dapat meresponi tujuan hidup kita dengan tepat.
Mengetahui bahwa Allah menciptakn saya secara unik, hal-hal apa dari kepribadian, latar belakang, dan penampilan fisik saya yang saya sedang berjuang keras untuk bisa saya terima?
Komentar
Posting Komentar