Menghabiskan banyak waktu di perantauan sepi tentu tidak
mudah. Sama halnya ketika menulis (lagi) kali ini. Benar-benar ditemani sepi
dan ruangan kosong. Sepertinya memang cocok situasi seperti ini untuk
memikirkan banyak hal. Selalu terbiasa sepi dan kosong nyatanya tidak membuat saya
tetap suka dengan keadaan seperti ini. September ceria nyatanya tidak selalu
semenyenangkan itu.
Siapa (lagi) yang patut diandalkan? Saat-saat ini hanya
butuh konsentrasi untuk mengurusi banyak hal yang tertinggal di belakang.
Rasanya tidak satupun yang mengerti bagaimana berjuang keras di kota ini sementara
kondisi dan situasi seolah juga tidak bisa diandalkan. Jadi siapa yang patut
diandalkan!
Saya hanya bisa andalkan Sang Pencipta, yang menciptakan
situasi ini bagi saya. Sempat terpikir untuk apa saya jauh-jauh begini
mengandalkan dan memercayai sesuatu yang meyakinkan. Bahkan dalam hitungan 1
lustrum belum cukup untuk menguji sebuah kepercayaan. Tak berharap akan 1
windu, 1 dekade, bahkan 1 zamanpun, rasanya enggan. Semoga menjawab.
19.15
Komentar
Posting Komentar